Pokok Pemikiran Filsafat Suhrawardi
Suhrawardi adalah seorang filsuf Islam yang lahir di Iran pada abad ke-12. Dia dikenal sebagai salah satu tokoh utama dalam tradisi filsafat Islam yang dikenal sebagai "falsafah ishrāq" atau "filsafat cahaya". Nama Suhrawardi diambil dari nama kota Suhraward di wilayah Iran, tempat dia lahir dan dibesarkan.
Nah pada pembahasan kali ini, Blogger Toraja akan membahas mengenai biografi Suhrawardi dan pokok pemikiran Suhrawardi tentang filsafat iluminasi. Artikel ini bersumber dari buku Filsafat Timur karangan Bagus Takwin.
Biografi Suhrawardi
Suhrawardi, atau lengkapnya Syaijh al-Israq, Syihab al-Din Suhrawardi dilahirkan di sebuah desa kecil bernama Suhraward, di Persia Barat tahun 549/1153.
la belajar di Zanjan dan Isfahan, tempat ia menyelesaikan pendidikan formalnya dalam bidang agama, ilmu-ilmu filsafat, dan memasuki dunia sufisme.
la kemudian pergi ke Anatolia dan singgah di Aleppo, di mana akhirnya ia beroposisi terhadap fugaha tertentu dan menjumpai kematiannya pada usia yang masih muda pada tahun 587/1192.
Pokok Pemikiran Filsafat Suhrawardi
Suhrawardi adalah seorang mistikus dan filsuf besar. Ia akrab dengan dengan filsafat perenial Islam yang ia sebut al-hikmat al-'atiqah atau philosophia priscorium yang dirujuk sejumlah filsafat Renaissance, yang pada awalnya ia anggap bersifat ilahiyah.
Suhrawardi melihat filsafat yang benar sebagai hasil dari perkawinan antara latihan intelektual teoritik melalui filsafat (merujuk pada Aristoteles dan beberapa filsuf Yunani lain) dan pemurnian hati (mengikuti pendekatan sufisme).
Makna pencapaian pengetahuan tertinggi yang ia anggap sebagai iluminasi, sekaligus mentransformasikan keberadaan dan melimpahnya pengetahuan seseorang.
Suhrawardi menggabungkan Platonisme dengan angelologi Mazdaean dalam matriks gnosis Islam. la percaya bahwa ada dua tradisi kuno tentang kebijaksanaan (al-hikmah) yang keduanya bermula dari agama.
Satu sisi dicapai Phytagoras, Plato, dan filsuf-filsuf Yunani lainnya yang menciptakan satu sistem filsafat yang autentik, berakhir pada Aristoteles. Di sisi lain pemikiran yang disebarkan di antara kebijakan Persia Kuno yang ia sebut khusrawaniyyun atau orang- orang bijaksana yang menjadi pengikut filsuf-raja Persia, Kay Khusraw. Akhirnya kedua tradisi itu menyatu dalam diri dan pemikiran Suhrawardi.
Prinsip-prinsip yang dikemukakan Suhrawardi dibentuk sebagai hasil suatu proses yang terdiri dari tiga tangga, yakni:
- Tangga pertama ditandai dengan aktivitas sebagian filsuf: ia harus "memisahkan dunia".
- Tangga kedua ditandai dengan pengalaman-pengalaman tertentu: Filsuf mencapai pancaran-pancaran suatu Cahaya Tuhan (al-nura-lahi).
- Tangga ketiga ditandai dengan perolehan pengetahuan yang tak terbatas dan tak terikat, yaitu pengetahuan iluminasi (al-ilm-isyraqi).
Filsafat Iluminasi Suhrawardi
Filsafat iluminasi Suhrawardi terdiri dari tiga tingkat yang berkaitan dengan persoalan pengetahuan ditambah dengan satu tingkat pandangan yang terdiri dari proses mengungkapkan hasil-hasil pengalaman iluminasi dan pencarian tentangnya, dalam bentuk tulisan.
Tiga tingkat yang berkaitan dengan pengetahuan mencakup bagaimana mempersiapkan, mengalami, menerima pengetahuan dengan iluminasi, dan menyusunnya dalam suatu pandangan yang sistematik. Pada tingkat terakhir, pengalaman iluminasi itu diungkapkan dalam bentuk tulisan, baik pengalaman memperoleh gnosis maupun proses pencarian pengetahuan iluminasi.
Tangga pertama adalah aktivitas yang melaluinya filsuf mempersiapkan dirinya sendiri sebagai pengetahuan iluminasi, suatu jalan hidup tertentu yang harus ia ikuti untuk sampai pada kesiapan me nerima "pengalaman", tangga kedua adalah tangga illuminasi, tangga ketiga adalah tahap konstruktif. Tahap terakhir menggambarkan secara simbolik setiap kali diperlukan, dalam bentuk tulisan, struktur yang telah dibangun pada tangga ketiga.
Dalam pandangan Suhrawardi, terlihat kegiatan-kegiatan filosofis merupakan kegiatan awal dalam mencapai pengetahuan iluminasi. Pada tahap-tahap selanjutnya intuisi dan pembersihan hati jauh lebih berperan.
Di sini kesulitan untuk mempelajari filsafat Suhrawardi. Seringkali hanya mereka sudah mencapai pengalaman tertentu yang dapat memahaminya. Tidak semua orang dapat mempelajari filsafat Suhrawardi karena menuntut syarat yang tergolong berat.
Meskipun demikian, filsafat iluminasi merupakan kekayaan besar yang amat berharga dalam filsafat Islam khususnya dan filsafat pada umumnya.
Sangat baik dan perlu dilakukan kajian-kajian yang lebih mendalam dan menyeluruh terhadap filsafat iluminasi yang dikemukakan Suhrawardi dan penerusnya.