Tugas, Tujuan, Tempat dan Alat Bantu Hermeneutika
Selamat datang di situs Blogger Toraja.
Menafsirkan isi Alkitab adalah hal yang tidak mudah, meskipun banyak orang beranggapan bahwa hal itu mudah dilakukan.
Dari hasil survey pelayanan gereja, kita dapat mengetahui bahwa salah satu masalah utama sebagian orang percaya tidak suka terlibat dalam tugas menyampaikan Firman Tuhan adalah karena banyaknya kata, istilah, simbol atau perumpamaan dalam cerita Alkitab yang sulit untuk dipahami dan sulit untuk ditafsirkan arti dan maknanya.
Karena betapa rumitnya menafsirkan Firman Tuhan dalam Alkitab maka kita perlu mempelajari ilmu tafsir Alkitab atau yang biasa juga dikenal dengan istilah Hermeneutik. Dengan ilmu Hermeneutik, kita bisa mendapatkan metode penafsiran Alkitab yang mudah dan tepat.
Di artikel-artikel sebelumnya saya sudah membahas mengenai pengertian, sejarah dan metode Hermeneutika, dan di artikel kali ini Blogger Toraja akan membahas mengenai tugas, tujuan dan tempat Hermeneutika dalam teologi biblika.
Tugas Hermeneutika
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Allah menyampaikan firmanNya kepada manusia sepanjang sejarah, melalui para penulis Alkitab. Firman Allah itu dapat diterima manusia dengan baik (khususnya kepada manusia yang hidup pada abad ini), jika gap yang sangat besar itu dapat dijembatani.
Firman Tuhan itu ditulis oleh banyak penulis Alkitab yang hidup pada zaman dan dari latar belakang yang berbeda-beda, serta ditulis dalam bahasa yang tidak dikuasai.
Oleh karena itu, tugas hermeneutik adalah bagaimana orang percaya pada abad ini dapat mengerti Firman Tuhan dengan baik agar Firman itu diterima sama seperti ketika para penulis Alkitab mula-mula menerimanya.
Tujuan Hermeneutika
Setelah mengetahui pentingnya peranan Hermeneutika bagi kebutuhan kita untuk mengerti Firman Tuhan maka selanjutnya dapat dijelaskan tujuan mempelajari Hermeneutik antara lain:
1. Sebagai Ilmu
Tujuan Hermeneutik adalah mempelajari seperangkat prinsip-prinsip (aturan-aturan) untuk memungkinkan kita mengerti hal yang dikatakan Alkitab sesuai dengan hal yang dimaksudkan oleh para penulisnya.
2. Tujuan Aplikasi
Tujuan mempelajari Hermeneutik tidak sekedar sebagai ilmu, namun setelah memahami Alkitab dengan benar sesuai dengan maksud penulisnya, kita perlu mengaplikasikan pada konteks kehidupan masa sekarang.
3. Pertumbuhan Rohani
Setelah mengerti Alkitab dengan benar dan mengaplikasikan kebenarannya dalam hidup kita sehari-hari maka kehidupan iman kita akan bertumbuh menjadi dewasa. Inilah yang menjadi tujuan utama mempelajari Hermeneutik.
4. Sebagai Tindakan Preventif
Apabila tujuan diatas tercapai, kita akan terhindar dari pengajaran-pengajaran sesat yang mencoba menafsirkan Alkitab secara salah.
5. Untuk Tujuan Eksposisi
Bagian utama dari tugas hamba Tuhan adalah memberi makanan rohani kepada orang-orang yang dilayani, oleh karena itu mengusai Hermeneutik adalah kebutuhan utama yang harus diusahakan.
Tempat Hermeneutika dalam Ilmu Teologi
Hermeneutik bukanlah ilmu yang berdiri sendiri, tetapi berkaitan erat dengan ilmu-ilmu yang tergabung dalam teologi biblika (teologi yang berurusan dengan penelaahan isi naskah Alkitab dan alat-alat bantunya), Misalnya: ilmu pembimbing/pengantar Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru), ilmu tafsir Alkitab (PL dan PB), ilmu teologia Alkitab (PL dan PB), dan ilmu bahasa asli Alkitab (Ibrani dan Yunani).
Hal yang tidak dapat dihindari setelah mengaplikasikan prinsip-prinsip Hermeneutika adalah bagaimana menyampaikan kebenaran yang kita dapatkan dari hasil penafsiran itu kepada orang lain dengan cara yang benar dan menarik. Namun, Homiletika (ilmu berkhotbah) adalah ilmu yang juga tidak dapat dilepaskan dari Hermeneutik.
Selain teologi biblika, Hermeneutik juga berkaitan dengan teologi sistematika, yaitu pengajaran Alkitab yang sudah diformulasikan secara sistematis dalam doktrin-doktrin. Hermeneutik menjadi dasar yang kuat bagi doktrin-doktrin yang dipalajari.
Alat Bantu Hermeneutika
Berikut ini beberapa alat bantu Hermeneutika dalam penafsiran Alkitab:
1. Konkordansi Alkitab
Konkordasi Alkitab adalah suatu daftar kata dan istilah dari Alkitab yang dapat dipakai untuk mencari ayat-ayat dan bagian-bagian Alkitab tertentu yang diperlukan. Daftar kata dan istilah itu disusun menurut abjad (a, b, c,.z). Misalnya, kata ajar ditulis lebih dahulu daripada kata alam.
Selain kata-kata dalam konkordansi disusun menurut abjad, setiap kata jadian disusun di bawah kata dasarnya. Misalnya: ajarkan, ajaran, pengajar, pengajaran, semua disusun di bawah kata dasar ajar.
Seandainya kita ingin menemukan ayat Alkitab yang menyebut kata belajar, maka kita harus mencarinya di bawah kata dasar ajar. Di bawah kata itu akan kita jumpai kata ajar: belajar. Tepat di bawah kata itulah kita dapat menemukan semua ayat mengenai "belajar".
2. Kamus Alkitab
Kamus AIkitab adalah sebuah buku yang memuat suatu daftar keterangan tentang nama, istilah, tempat, dan hal-hal lain dalam Alkitab yang disusun menurut abjad. Terbitan Alkitab yang baik biasanya mempunyai kamus Alkitab (yang paling sederhana) pada halaman belakangnya.
Bila ketika kita dalam mempelajari Alkitab tidak/kurang dapat memahami arti kata-kata dalam kamus umum, maka kita dapat memahaminya dengan lebih baik dalam kamus Alkitab.
Misalnya, dalam 1 Korintus 16:22 kita menjumpai kata maranata. Kata itu sering diucapkan oleh orang-orang Kristen, tetapi kita tidak tahu artinya. Kita dapat menemukan artinya dalam kamus Alkitab. Kata itu berarti, "Tuhan kami, datanglah." Biasanya kata-kata yang dimuat dalam kamus Alkitab jarang dipakai sehari-hari.
3. Ensiklopedia Alkitab
Ensiklopedia Alkitab adalah buku yang berisi keterangan yang agak lengkap mengenai kata-kata yang terdapat dalam Alkitab. Ada hal-hal sulit yang berkenaan dengan tahun menurut Alkitab, orang, daerah, ilmu bumi, negeri-negeri, sejarah bangsa-bangsa, tumbuh tumbuhan, dan lain-lain. Keterangan yang agak lengkap mengenai hal-hal itu dapat kita cari dalam ensiklopedia Alkitab.
Sebagai contoh kita ingin memperoleh gambaran tentang daerah "Sinai" yang disebut dalam Keluaran 19:1. Dalam Ensiklopedia Alkitad Praktis oleh W.N. MeElrath dan Billy Mathias (Bandung:Lembaga Literatur Baptis, 1978) artinya adalah:
Sama dengan Torsina (Kel. 19:1-2, 20 TKB). 1) Semenanjung yang bentuknya mirip dengan mata anak panah; padang gurun yang dilalui bangsa Ibrani pada perjalanan mereka dari Mesir ke Kanaan (Kej. 19:1). 2) Gunung tempat Allah memberikan Sepuluh Hukum kepada Musa dan bangsa Ibrani (Im. 7:38, Kel. 19:11); sama dengan Horeb (Kel. 17:6). Gunung itu mungkin salah satu di antara beberapa bukit yang terletak pada ujung terselatan semenanjung Sinai (lihat keterangan no. 1 di atas). Salah satu puncak pegunungan itu, yang tingginya 2.260, kini dinamakan Jabal Musa.
4. Buku Tafsiran Alkitab
Buku Tafsiran Alkitab adalah hasil penyelidikan Alkitab oleh seseorang. Ada bermacam-macam buku tafsiran:
- Tafsiran secara eksegesis (menerangkan arti ayat-ayat Alkitab secara teliti). Contoh: Tafsiran Surat Filipi oleh Abineno.
- Tafsiran secara eksposisi (menerangkan arti Alkitab bagian demi bagian). Contoh: Expositions of the Holy Scripture oleh Alexander Maclaren.
- Tafsiran secara devosional (menerangkan arti Alkitab secara renungan). Contoh: Pemahaman Alkitab Setiap Hari oleh William Barclay.
Apa pun macamnya, perlu diingat bahwa semua buku tafsiran itu bukan merupakan sumber penyelidikan, melainkan menjadi alat bantu saja. Jika hanya menjadi alat bantu, lalu kapan kita menggunakannya? Kitamemakainya bila kitamengalami kesulitan untuk mengerti isi Alkitab secara pribadi.
Contohnya, kita sedang menyelidiki Ucapan Bahagia Yesus dalam Matius 5:1-12. Kita sudah mencoba menemukan artinya, tetapi kurang pasti akan pendapat kita sendiri. Untuk memastikanny a, kita dapat membandingkannya dengan buku tafsiran Alkitab. Kita dapat membandingkan hasil tafisran kita dengan tafsiran John R.W. Stott: Khotbah di Bukit. Dalam buku itu kita akan menemukan penjelasan mengenai makna ucapan bahagia" Yesus.
5. Pembimbing/Tinjauan Alkitab
Buku Pembimbing Alkitab adalah buku yang memuat ikhtisar isi kitab-kitab dalam Alkitab dan keterangan-keterangan umumnya. Beberapa contoh misalnya:
Nama Buku | Nama Pengarang |
---|---|
Pengantar Kepada Perjanjian Lama | J. Blommendaal |
Pengantar Perjanjian Baru | Adina Chapman |
Sejarah Kerajaan Allah 1 (PL) | F.L Bakker |
Sejarah Kerajaan Allah II (PB) | J.H. Bavinck |
Sejarah Suci | I. Snoek |
Semuanya ini pun adalah alat bantu saja, bukan sumber penyelidikan Alkitab. Yang menjadi satu-satunya sumber penyelidikan Alkitab hanyalah Alkitab. Namun demikian kita dapat memperoleh manfaat yang besar dari alat bantu ini.
Misalnya, kita ingin mempelajari silsilah raja-raja Israel dan Yehuda. Kita akan mengalami kesulitan untuk menemukannya melalui pembacaan Alkitab.
Untuk memudahkannya, kita dapat menggunakan buku pembimbing Alkitab. Didalamnya disebutkan pula tahun-tahun pemerintahan merea, yang sulit kita temukan dalam Alkitab.
Referensi:
- Buku "Dasar-dasar Hermeneutik" karangan Kresbinor Labolar
- Buku "Metode Pemahaman Alkitab yang Dinamis" karangan Rick Warren