Pengelompokan Kitab Suci Perjanjian Baru
Selamat datang di situs Blogger Toraja.
Seperti yang kita ketahui, Perjanjian Baru tidak terdiri atas sebuah kitab saja, tetapi atas sejumlah 27 buah karangan yang berlainan sifatnya.
Kitab suci dalam Perjanjian Baru dikelompokkan kedalam tiga bagian, yakni:
- Kitab-kitab sejarah, yakni keempat Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes) dan Kisah para Rasul.
- Surat-surat kiriman, yakni semua surat yang ditulis oleh para rasul kepada jemaat-jemaat.
- Surat Wahyu, yakni berita tentang apa yang akan terjadi pada akhir zaman.
Kitab-kitab Sejarah dan Kisah Para Rasul
Ada orang yang menyebut bagian ini: "kitab-kitab sejarah", tetapi nama itu tidak tepat karena maksud pengarang-pengarang bukanlah menulis riwayat hidup Yesus dari Nazaret atau sejarah gereja mula-mula, melainkan mau memberi kesaksian.
Contoh yang tegas bahwa bukan maksud mereka untuk mengubah karangan sejarah terdapat antara lain dalam pembagian Injil-injil itu: Yohanes 1-11 mengenai jarak waktu 3 tahun, sedang yang tertera dalam pasal 12-19 hanya terjadi dalam 5 hari saja.
Demikian pula halnya dengan Injil-injil yang lain: Mat. 1-20 dibanding dengan 21-28; Mrk. 1-10 dibanding dengan 11-16; Luk. 1-19 dibanding dengan 19-24, bahkan Kisah para Rasul pun, yakni pasal 1-21, terjadi dalam masa kira-kira 29 tahun, sedangkan pasal 21-28 dalam jangka waktu 3 tahun.
Maksud Injil-injil sebenarnya adalah untuk memberitakan perkataan dan perbuatan Yesus sebagai kesaksian, bahwa didalam Dia Kerajaan Allah telah datang; dengan kedatangan Yesus itu digenapilah nubuat-nubuat Perjanjian Lama tentang raja abadi, Mesias yang dijanjikan.
Itulah sebabnya juga Yesus diberi gelar: Kristus (Mat. 1:1, Mrk. 1:1, dan pada tiap permulaan surat, kecuali Yohanes, disamping banyak tempat yang lain lagi). Mesias = Masyiah (bahasa Ibrani), Christos (bahasa Yunani) = yang diurapi.
Maksud kitab Kisah para Rasul ialah untuk menyatakan perkembangan Kerajaan Allah sesudah Yesus naik ke surga, sampai ke pusat dunia zaman itu: Roma.
Surat-surat Kiriman
Surat-surat ini biasanya dibagi-bagi dalam beberapa golongan, yakni:
1. Ke-13 Surat Paulus dan Surat Ibrani
Dalam surat-suratnya, Paulus menguraikan pokok-pokok doktrin sebagai alas kepercayaan umat Tuhan dengan selengkapnya. Juga digambarkan dengan seterang-terangnya bagaimana indahnya warisan anak-anak Tuhan dalam Yesus Kristus, persoalan dosa, dan kelemahan-kelemahan yang menjadi rintangan bagi anak-anak Tuhan. Selanjutnya diuraikan caranya untuk mendapatkan jalan ke luar, yaitu untuk mengatasi segala akibat kejatuhan manusia.
Surat-surat Paulus menyertai dan membimbing perkembangan gereja, inipun tak lain maksudnya daripada memberitakan Injil. Surat-surat Paulus dapat dibagi menjadi beberapa bagian yakni:
- Surat-surat yang mula-mula ditulis, ialah 1 dan 2 Tesalonika, Galatia, 1 dan 2 Korintus, dan Roma.
- Surat-surat yang ditulis waktu Paulus didalam penjara, ialah Kolose, Filemon, Efesus, Filipi.
- Surat-surat penggembalaan, ialah 1 dan 2 Timotius dan Titus.
Beberapa ahli sejarah bangsa Yahudi memasukkan surat Ibrani kepada surat-surat Paulus. Jikalau surat Ibrani ini ditulis oleh Rasul Paulus, maka surat itu sebaiknya dimasukkan kedalam golongan yang petama diatas, yakni surat-surat yang mula-mula ditulis.
2. Ke-7 Surat AM (Umum)
Sering juga disebutkan: Surat-surat Katolik, Surat-surat "kath holen ten oikumenen (bahasa Yunani) yang artinya: bagi seluruh muka bumi. Dengan nama ini mau dinyatakan, bahwa surat ini bukan dialamatkan kepada satu jemaat tertentu, seperti halnya dengan surat-surat Paulus, melainkan kepada gereja seluruhnya.
Menurut urutannya dalam Alkitab bagian Perjanjian Baru, ketujuh surat-surat umum (AM) ini adalah:
- Surat Yakobus
- Surat Petrus yang Pertama (1 Petrus)
- Surat Petrus yang Kedua (2 Petrus)
- Surat Yohanes yang Pertama (1 Yohanes)
- Surat Yohanes yang Kedua (2 Yohanes)
- Surat Yohanes yang Ketiga (3 Yohanes)
- Surat Yudas
Wahyu
Kitab ini termasuk kedalam jenis kitab eskatologis, atau juga apokaliptis, yang menjadi penghibut bagi jemaat dalam pengembaraannya di dunia.
Kata "eskhatologis" dibentuk berdasarkan kata Yunani: to eskhata: hal ihwal yang akhir; khususnya dalam teologis: akhir zaman.
Kata "apokaliptik" pun diambil dari bahasa Yunani :apokalyptein, artinya: membuka tudung, menyingkapkan, khususnya pernyataan tentang akhir zaman tersebut.