Injil Lukas: Penulis, Tempat, Waktu, Tujuan, Penerima, Garis Besar, Ringkasan
Selamat datang di situs Blogger Toraja.
Matius, Markus dan Lukas merupakan ketiga kitab Injil yang mula-mula disebut sebagai Injil-injil Sinoptis karena sehubungan dengan kehidupan Kristus, para penulisnya mempunyai kesamaan pandangan. Cara mereka mengemukakan hidup Kristus itu melengkapi gambaran yang diberikan dalam injil Yohanes.
Pokok ini diuraikan dengan dua cara yakni, pertama: ciri-ciri khas dari setiap kitab Injil; kedua: ciri-ciri yang sama dari setiap kitab Injil. Yaitu ciri-ciri khas apakah yang menjadikan tiap kitab itu berbeda, dan persamaan-persamaan apakah yang terdapat dalam ketiga buku tersebut.
Nah pada pembahasan kali ini, Blogger Toraja akan membahas mengenai Pengantar Injil Lukas yang mencakup siapa penulis Injil Lukas, waktu penulisan, tempat penulisan, tujuan penulisan, penerima kitab, ringkasan dan garis bersar Injil Lukas.
Penulis Injil Lukas
Penulis Injil Lukas adalah dokter Lukas yang pernah menjadi sahabat karib Rasul Paulus. Tradisi mengatakan bahwa ia berasal dari Antiokhia, di Syria. Paulus menamakan dia "tabib Lukas yang kekasih" (Kol. 4:14), dan iapun berdampingan dengan Paulus dalam penjara menurut 2 Timotius 4:11.
Dalam Kolose 4 Lukas digolongkan kedalam orang Yunani yang percaya. Kalau begitu ia adalah pengarang satu-satunya dari kalangan orang bukan Yahudi. Menurut Kisah Para Rasul 1:1, dokter Lukaslah yang menulis surat itu. Ia seorang terpelajar dan karangan-karangannya seirama dengan pendidikannya.
Tempat dan Waktu Penulisan Injil Lukas
Perihal tempat dan waktu penulisan Injil Lukas tidak akan diuraikan disini, tetapi akan dilihat secara lengkap pada Kisah Para Rasul, karena disanalah kita akan memperoleh semua bahan yang perlu.
Maksud Injil Lukas
Karena pendidikannya, dokter Lukas menulis dengan cara yang khusus menarik perhatian orang Yunani Kristen. Dokter Lukas membuka Injilnya dengan urutan silsilah dari masa Adam, bukan dari masa Abraham, yaitu orang Yahudi dari bangsa pilihan Allah yang pertama. Ini berarti bahwa keselamatan Tuhan Yesus diperuntukkan juga bagi orang-orang bukan Yahudi.
Penerima Kitab Lukas
Injil Lukas dialamatkan kepada orang Yunani dan orang Roma Kristen untuk meyakinkan mereka "supaya engkau dapat mengetahui segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar" (Luk 1:4). Lukas mengistimewakan Teofilus, karena ia orang Kristen terkemuka di kalangan orang Yunani (1:1).
Dari kata "kami" dalam Kisah Para Rasul 16:9-18, nyatalah bahwa Lukas, penulis kitab itu, ikut dengan Paulus dalam perjalanan penginjilan kepada orang-orang bukan Yahudi. Maka sudah sepantasnya Injil lukas ini ditujukan kepada orang-orang Kristen bukan Yahudi.
Tujuan dan Isi Injil Lukas
Lukas terutama sekali menunjukkan Injilnya kepada pembaca-pembaca Yunani dan menampilkan Yesus sebagai Anak Manusia, manusia yang ideal. Karena bangsa Yunani sejak lama mendambakan "manusia yang sempurna," karya Lukas dirancang untuk memenuhi permintaan tersebut.
Beberapa bagian yang paling penting dalam Injil Lukas adalah cerita tentang kelahiran Yesus (1:26-38; 2:8-20); kesaksian Allah tentang PutraNya (3:21,22); pengumuman bahwa Yesus adalah Yang diurapi (4:16-24); tugas Anak Manusia (19:10).
Bersamaan dengan bagian-bagian ini harus juga dipertimbangkan penekanan Lukas akan doa-doa Yesus; perumpamaan-perumpamaanNya yang tiada bandingnya (teristimewa dalam Lukas 10:30-37; 15:1-32; 18:9-14); cerita-cerita tentang kepentingan manusia (10:38-42; 19:1-10; 24:13-35) di mana Yesus dengan cara yang ramah namun tegas bertindak kepada orang-orang yang menarik; dan pentingnya Roh Kudus dalam hidup Kristus (1:35; 3:22; 4:1,18; 10:21).
Contoh lainnya tentang jangkauan kitab ini ialah pengulangan ungkapan-ungkapan yang berkaitan dengan umat manusia. Dari permulaan sampai akhirnya, Lukas menunjukkan bahwa Injil (kabar baik Allah) diperuntukkan bagi semua orang. Lihatlah terutama dalam Lukas 2:10,14,32; 3:6; 9:56; 10:33; 17:16; 19:10; 24:47.
Garis Besar Injil Lukas
Berikut ini garis-garis besar Injil Lukas:
- Kristus menjelma menjadi seperti saudara-saudara-Nya (1:1-2:52)
- Ajaran Yohanes dan silsilah Yesus (3:1-38)
- Yesus dicobai dengan pencobaan-pencobaan yang lazim bagi kita semua (4:1-13)
- Pelayanan dan ajaran Yesus di Galilea (4:14-9:50)
- Yesus menuju ke Yerusalem dan melayani di Yudea (9:51-19:28)
- AjaranNya yang terakhir di hadapan umum (19:29-21:38)
- Yesus dalam penderitaanNya dan kematianNya (22:1-23:56)
- Yesus dalam kemuliaan dan kebangkitanNya (24:1-53)
Perbedaan Injil Lukas dengan Injil Matius, Markus, Yohanes
Dokter Lukas banyak menceritakan tentang masa muda Tuhan Yesus. Hanya dialah yang menceritakan tentang kunjungan Yesus ke Yerusalem pada umur 12 tahun. Injil Lukas lebih banyak menyinggung tentang persoalan para pemimpin dalam pemerintahan, seperti catatan Zaman Herodes, raja Yudea (1:5), Dalam tahun kelimabelas dari pemerintahan kaisar Tiberius (3:1), sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria (2:1), ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea (3:1), dan pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar (3:2).
Hal ini penting dalam menentukan tanggal suatu kejadian pada masa Perjanjian Baru. Hanya dokter Lukas lah yang mengatakan bahwa Yesus berumur kira-kira tiga puluh tahun waktu Ia mulai pekerjaan-Nya (3:23).
Ringkasan dan Kesimpulan Injil Lukas
Garis besar Injil Lukas didasarkan pada paham Kristus sebagai Anak Manusia. Lukas melukiskan Dia sebagai menjalankan pelayanan kepada orang-orang Palestina dengan maksud untuk memperluas pelayanan itu ke luar daerah tersebut (24:47; bandingkan Kisah Para Rasul 1:8).
- Kata Pendahuluan: Maksud dinyatakan, 1:1-4
- Persiapan Anak Manusia, 1:5-4:13
- Pelayanan Anak Manusia di Galilea, 4:14-9:50
- Pelayanan Anak Manusia di Perea, 9:51-18:30
- Pelayanan Anak Manusia di Yerusalem, 18:31-21:38
- Pelayanan penderitaan Anak Manusia, 22:1-23:56
- Pelayanan kebangkitan Anak Manusia, 24:1-53.
Referensi:
M. Dunnet, Walter. (2013). Pengantar Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas
Chapman, Adina. (2004). Pengantar Perjanjian Baru. Bandung: Yayasan Kalam Hidup
Duyverman. (2009). Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia