Apa Itu Calvinisme (Pengertian, Pokok Ajaran, Sejarah)
Selamat datang di situs Blogger Toraja.
Pada pembahasan kali ini, Blogger Toraja akan membahas mengenai apa itu Calvinisme yang mencakup pengertian Calvinisme, pokok ajaran Calvinisme dan perbedaan antara Lutheranisme dan Calvinisme. Yuk langsung saja disimak pembahasannya berikut.
Apa Itu Calvinisme?
Calvinisme adalah salah satu aliran dalam Protestantisme, disamping Lutheranisme yang sangat ditentukan oleh teologi Martin Luther (1483-1546), dan aliran reformasi radikal yang terdiri atas sejumlah kelompok yang meradikalisir unsur-unsur tertentu dari teologi Protestan.
Istilah Calvinisme muncul pada abad ke 16 dikalangan Lutheran sebagai nama ejekan untuk mereka yang berpegang kepada teologi Johannes Calvin (1503-1564).
Tetapi dikemudian hari kata Calvinisme menjadi istilah yang netral untuk menunjuk pada aliran Protestantisme yang melanjutkan tradisi gerejawi yang dirumuskan oleh Calvin dan para pengikutnya. Aliran ini sering juga disebut "Protestantisme Reformed" (yang direformasikan) yakni direformasikan sesuai dengan Firman Allah, untuk membedakannya dari Protestantisme Lutheran.
Pokok Ajaran Calvinisme
Sebutan Calvinisme sebenarnya lebih tepat karena teologi reformed tidak hanya ditentukan oleh Calvin saja. Memang buku ajaran karangannya "Institutio, 1605), rektor pertama Akademi Teologi Jenewa, juga sangat berpengaruh pada perkembangan Calvinisme kemudian, sebab ia adalah teolog pernama yang mensistemkan apa yang diajarkan Calvin dalam Institutio. Dengan demikian ia sangat menentukan teologi reformed di abad-abad berikut.
Hal tersebut tampak dari peranan besar yang dimainkan dalam tradisi Calvinis oleh ajaran tentang predestinasi. Memang Calvin, sama seperti Luther dan teolog-teolog Katolik, mengangap ajaran ini penting, karena didalamnya dijelaskan bahwa manusia tidak diselamatkan secara kebetulan saja.
Keselamatan berdasarkan keputusan abadi yang diambil Allah untun menyelamatkan orang-orang pilihan-Nya. Baru pada zaman Beza, dalam upaya untuk mensistemkan teologi Calvin, membangun sistem ini pada keputusan Allah untuk memilih (atau menolak) manusia, ajaran tentang predestinasi menjadi batu penjuru untuk teologi Calvinis.
Perbedaan Lutheranisme dan Calvinisme
Teologi Calvinis sama seperti teologi Protestan pada umumnya, berakar dalam teologi Martin Luther. Menurut Luther, manusia memperoleh keselamatan hanya karena rahmat Allah (sola gratia), sebab Allah membenarkan orang berdosa berdasarkan karya penebusan Kristus saja. Keselamatan ini diterima manusia kalau ia rela menyerahkan diri dalam iman saja kepada Allah yang rahmani (sola fide), jadi bukan karena perbuatan-perbuatan baik yang dilakukannya. Lebih lanjut ditegaskan Luther bahwa patokan satu-satunya untuk ajaran gereja dan teologi ditemukan di Alkitab (sola Scriptura), sebab hanya Alkitab yang mengandung Firman Allah. Oleh karena itu selalu perlu diperiksa apakah tradisi dan ajaran gereja yang berasal dari manusia betul-betul sesuai dengan kesaksian Alkitab.
Namun bertolak dari dasar yang sama ini, teologi Calvin dan Calvinisme mempunyai juga beberapa ciri khas yang membedakannya dari teologi Luther dan Lutheranisme. Teologi Luther dan Lutheranisme sangat ditentukan oleh ajaran tentang pembenaran orang berdosa, sola gratia dan sola fide. Tetapi teologi Calvin dan Calvinisme menggarisbawahi bahwa pembenaran tidak hanya membebaskan manusia dari hukuman atas dosanya, melainkan juga membuka kemungkinan kepadanya untuk membarui hidupnya. Oleh sebab itu perlu pembenaran dilanjutkan dalam suatu proses yang disebut sanctificatio (pengudusan) atau kelahiran baru. Dalam proses ini, yang berlaku seumur hidup, orang berusaha untuk menghindari dosa dan hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Berkaitan dengan itu, didalam Calvinisme ditekankan juga bahwa tugas gereja bukan mengajarkan ajaran yang benar dan melayangkan sakramen saja, melainkan juga untuk membina, bahkan mengawasi orang percaya, sehingga tetap menuruti perintah-perintah Allah.
Pelaksanaan tugas ini tidak terbatas pada gereja saja, melainkan dapat juga diarahkan pada kehidupan di tengah masyarakat. Sebab Firman dan hukum Allah berlaku untuk semua orang. Karena itu dibandingkan dengan gereja-gereja Lutheran yang cenderung menekankan perbedaan antara tugas gereja dan tugas pemerintah, gereja-gereja Calvinis merasa diri lebih bebas untuk mengangkat suara tentang hal-hal sosial dan politik. Itulah sebabnya dikatakan Calvinisme mencita-citakan teokrasi.
Perbedaan antara Lutheranisme dan Calvinisme ini berhubungan juga dengan perbedaan pandangan tentang Alkitab. Bagi Lutheranisme inti Alkitab adalah pemberitaan Anugerah Allah, yaitu kesaksian tentang pembenaran orang berdosa karena Kristus. Pemberitaan Anugerah ini yang disebut Injil, terutama dapat ditemukan di PB, tetaoi juga di PL, khususnya di kitab-kitab para nabi. Injil ini dipertentangkan dengan pemberitaan hukum Allah, yang disebut Hukum Taurat. Hukum Taurat juga terdapat di seluruh Alkitab, tetapi secara khusus di Hukum Taurat PL. Walaupun Hukum Taurat juga penting sebagai penyataan kehendak Allah, tujuan pokoknya adalah menyadarkan manusia berdosa tentang ketidakmampuannya untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Berbeda dengan Lutheranisme, Calvinisme tidak hanya mempertentangkan Injil dan Taurat, melainkan juga menekankan tentang kesatuan antara kedua unsur Alkitab ini. Perjanjian Lama tidak hanya mengantar orang kepada penyataan Allah didalam Kristus yang diceritakan dalam Perjanjian Baru. Tetapi PL juga mengantar orang kepada pengetahuan mengenai kehendak Allah yang dibutuhkan untuk hidup sebagai pengikut Kristus.
Jadi kalau ditinjau kembali dari PB, menjadi nyata bahwa PL mengandung petunjuk-petunjuk penting untuk kehidupan beriman dan etika yang tidak hanya berlaku bagi orang Yahudi, melainkan juga bagi orang Kristen. Sebab baik dari Hukum Taurat maupun dari cerita-cerita tentang Israel, menjadi jelas bagaimana manusia harus hidup terhubung dengan Allah dan sesuai kehendak-Nya, secara pribadi maupun bersama-sama di masyarakat.
Sejarah Perkembangan Calvinisme
Calvinisme pertama-tama berpengaruh di Swiss dan Prancis, negeri asal Calvin. Kemudian Calvinisme tersebar ke negeri Belanda Selatan (sekarang Belgia) dan Utara (negeri Belanda sekarang), juga ke Inggris, Skotlandia, bagian-bagian Jerman tertentu (antara lain Brandenburg, Palatinat), serta Hongaria dan Rumania (di bagian yang berbahasa Hongaria).
Sejak 1700 Protestantisme Reformed disebarkan dari Eropa ke Amerika Utara, Asia (khususnya Indonesia, Korea dan Jepang), dan Afrika.
Referensi:
- Kamus Gereja & Teologi Kristen. (2022). BPK Gunung Mulia, Jakarta