Cabang-cabang Ilmu Filsafat dan Contohnya
Selamat datang di situs Blogger Toraja
Sebagai suatu ilmu, filsafat bertanya dan menyelidiki hakikat dan ciri khas yang umum dari seluruh realitas. Namun secara konkret obyek studi filsafat difokuskan pada bagian-bagian tertentu saja dari realitas. Pembebasan itu menandakan adanya cabang-cabang filsafat.
Nah pada pembahasan kali ini, Blogger Toraja akan membahas mengenai cabang-cabang ilmu filsafat yang pokok beserta contohnya dan penjelasannya. Yuk langsung disimak pembahasannya berikut.
4 Induk Kajian Filsafat
Dalam rangka memperkenalkan sistematika ilmu filsafat, disini uraian dibatasi pada cabang-cabang filsafat yang secara umum dikenal dalam lintasan sejarah filsafat.
Cabang-cabang filsafat itu dapat dikelompokkan kedalam empat (4) bidang induk kajian filsafat yakni sebagai berikut:
- Filsafat tentang pengetahuan: meliputi cabang-cabang filsafat seperti logika, epistemologi, dan filsafat ilmu pengetahuan.
- Filsafat tentang keseluruhan kenyataan: meliputi cabang-cabang filsafat seperti metafisika atau ontologi umum, dan ontologi khusus yang terdiri dari filsafat alam atau kosmologi, filsafat manusia dan filsafat ketuhanan.
- Filsafat tentang tindakan: meliputi cabang-cabang filsafat seperti filsafat moral atau etika, fiilsafat keindahan atau estetika, filsafat hukum, dan filsafat ketuhanan.
- Sejarah filsafat adalah bagian ilmu filsafat yang menghadirkan hasil pemikiran para filsuf sepanjang masa.
Cabang Utama Ilmu Filsafat dan Contohnya
Uraian selanjutnya adalah penjelasan singkat mengenai beberapa cabang utama ilmu filsafat beserta contoh dan pengertiannya.
1. Logika
Secara etimologis, "logika" berasal dari bahasa Yunani "logikos", dibentuk dari kata dasar "logos" yang berarti ucapan, bahasa, pengertian, akal budi, ilmu. "logikos" berarti apa yang dapat dimengerti dan dikatakan atau diucapkan, karena pikiran berfungsi dengan baik, teratur, sistematis, dan masuk akal.
Berarti, logika berhubungan baik dengan pemikiran maupun bahasa, baik pengertian maupun ungkapan atau pernyataan. Kata sifat "logis" berarti masuk akal. Pernyataan yang logis mengekspresikan proses bernalar secara tertib dan teratur.
Jadi secara umum, logika dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari syarat-syarat penalaran yang perlu dipatuhi supaya suatu argumentasi dapat sah dan benar, karena pikiran berfungsi dengan baik, teratur, sistematis, dan masuk akal.
2. Epistemologi
Epistemologi (epistemology) dibentuk oleh dua kata bahasa Yunani, yaitu "episteme" yang berarti pengetahuan, dan "logos" yang berarti bahasa atau ilmu. Jadi epistemologi dapat berarti ilmu tentang pengetahuan.
Sebagai cabang filsafat, epistemologi disebut juga sebagai filsafat pengetahuan (philosophy of knowledge) atau teori pengetahuan (theory of knowledge), karena cabang filsafat ini melakukan kajian kritis dan analitis tentang dasar-dasar teoritis ilmu pengetahuan. Sebagai informasi bahwa filsafat pengetahuan berbeda dengan filsafat ilmu pengetahuan dan hal tersebut akan dibahas pada uraian berikutnya.
3. Filsafat Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) berbeda dengan ilmu pengetahuan (science). Pengetahuan berarti keseluruhan ide, gagasan, konsep, atau pemikiran yang dimiliki oleh manusia sebagai subyek tentang obyek apa saja.
Ilmu pengetahuan merujuk kepada pengetahuan yang diperoleh secara sistematis, melalui metode ilmiah tertentu. Tugas ilmu pengetahuan ialah memberikan penjelasan ilmiah tentang manusia dan berbagai objek dalam alam semesta.
Oleh karena itu, jelas bahwa pengetahuan lebih luas daripada ilmu pengetahuan, karena corak ilmu pengetahuan yang sistematis, metodis dan reflektif.
4. Metafisika
Secara etimologis kata "metafisika" (inggris: metaphysics) berasal dari bahasa Yunani "meta ta physika". Meta berarti setelah, melampaui; sedangkan ta physika hal-hal yang menyangkut alam fisik (physis).
Metafisika sebagai cabang ilmu filsafat dirintis oleh Aristoteles (384-322 SM). Kelak metafisika itu disebut ontologi oleh Goclenius (1547-1628), kemudian dipakai oleh Christian Wolff (1679-1754). Ontologi berarti ilmu (logos) tentang mengada, pengada.
Wolff membedakan ontologi umum (metafisika) dan ontologi khusus (kajian filosofis tentang jiwa, kosmos, dan Tuhan). Dijaman sekarang metafisika disebut juga filsafat tentang pengada (philosophy of being), yaitu filsafat mengenai pengada sebagai pengada (being as being) seperti telah dirintis oleh Aristoteles.
5. Filsafat Alam / Kosmologi
Filsafat alam (philosophy of nature) atau kosmologi (cosmology) merupakan cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang dunia atau alam semesta. Secara etimologis, kosmologi dibentuk oleh dua bahasa Yunani: cosmos = susunan alam, ketersusunan yang baik atau rapih; logos = ilmu.
Jadi kosmologi adalah ilmu tentang "yang tersusun secara rapih", yakni alam semesta atau dunia. Lawan cosmos ialah khaos yang berarti keadaan kacau balau, situasi tanpa ketertiban. Alam semesta disebut cosmos karena memiliki ketertiban, yaitu hukum alam.
Pythagoras (580-500 SM) adalah orang pertama yang menyebut dunia sebagai kosmos; kemudian istilah yang sama juga kemudian dipakai oleh Plato.
6. Filsafat Manusia
Dari namanya saja sudah jelas bahwa Filsafat Manusia (philosophy of man) mempelajari tentang manusia, dan karena itu disebut juga "antropologi" (bahasa Yunani "anthropos" berarti manusia). Pada abad ke-18, Christian Wolff menyebut antropologi sebagai salah satu cabang ontologi khusus yang membahas manusia secara metafisik.
Di sini jelas bahwa nama antropologi tidak sama dengan apa yang dewasa ini dikenal sebagai ilmu antropologi yang dibedakan lagi atas antropologi budaya dan antropologi fisik. Pembahasan metafisik khusus tentang manusia disebut "antropologi metafisik" (metaphysical anthropology) atau "antropologi filosofis (philosophical anthropology". Nama-nama ini merujuk pada objek formal filsafat manusia yaitu manusia dipelajari dari perspektif metafisika atau filsafat.
Adapun pokok-pokok yang lazim dibahas dalam filsafat manusia antara lain: kodrat manusia, watak atau sifat-sifat khas manusiawi, hubungan tubuh dan jiwa, manusia sebagai makhluk hidup, manusia sebagai makhluk yang dapat berbicara, manusia sebagai makhluk pencipta simbol-simbol, manusia dan afeksi, manusia sebagai makhluk yang menyejarah, manusia sebagai makhluk berbudaya, serta makna eksistensi dan kematian manusia.
7. Filsafat Ketuhanan
Nama "filsafat ketuhanan" (phylosophy of God) dewasa ini dianggap paling sesuai untuk menunjuk cabang filsafat yang objek studinya ialah "ketuhanan" atau berbagai hal mengenai penghayatan tentang Tuhan. Nama ini menyatakan bahwa kita tidak secara langsung berfilsafat mengenai Tuhan, melainkan pengalaman orang beriman akan Tuhan.
Filsafat ketuhanan perlu dibedakan dar filsafat agama (philosophy of religion". Memang kadang-kadang dua nama itu dianggap sama saja. Padahal dari namanya sudah jelas perbedaannya. Filsafat agama menunjuk pada cabang filsafat yang merefleksikan tentang agama sebagai suatu fenomena kehidupan, melakukan kajian tentang hakikat agama dan aspek-aspek esensial kehidupan beragama.
Sementara filsafat ketuhanan berusahan memberikan pertanggungjawaban tentang apa yang diimani. Iman dapat dipertanggungjawabkan dengan dua cara yaitu secara teologis dan secara filosofis.
Pokok-pokok yang lazim dibahas dalam filsafat ketuhanan meliputi: eksistensi Tuhan, atheisme, bahasa religius, sifat-sifat Tuhan, transendensi dan imanensi Tuhan, hubungan Tuhan dan dunia, serta masalah kejahatan dan bencana alam dalam hubungan dengan Tuhan.
8. Etika atau Filsafat Moral
Kata bahasa Indonesia "etika" (bahasa Latin "ethica", Inggris "ethics") secara etimologis diturunkan dari bahasa Yunani "ethikos". Tetapi tradisi Yunani membedakan "ethikos" yang berarti akhlak dari "ethos" yang berarti adat istiadat dalam arti pola kebiasaan berperilaku dalam ruang masyarakat.
Dalam bahasa Latin terdapat kata "mos" (moris) yang merupakan kata dasar untuk kata benda "mores" dan kata sifat "moral". "mores" berarti adat istiadat atau kebiasaan berperilaku yang baik; kata sifatnya "moral".
Dalam konteks filsafat moral, kata etika memiliki tiga arti yaitu:
- Etika dalam arti nilai-nilai moral
- Etika dalam arti peraturan atau norma moral
- Etika sebagai ilmu atau filsafat moral.
9. Estetika
Kata estetika berasal dari bahasa Yunani "aisthesis" yang berarti perasaan atau sensivitas. Pengertian estetika memang erat sekali kaitannya dengan selera dan apa yang dapat dirasakan oleh lidah. Itulah sebabnya secara populer pengalaman estetis dipahami sebagai perasaan subyektif belaka. Sebagai suatu cabang filsafat, estetika berarti filsafat tentang keindahan.
Sebagai cabang filsafat, ilmu estetika dimulai dalam tulisan Plato berjudul Hippias Maior (Greater Hippias). Disana dipresentasikan percakapan antara Sokrates dan Hippias, seorang sofis terkemuka. Pertanyaan yang menuntun dialog tersebut adalah "apa itu keindahan?" Sokrater menjelaskan, "keindahan adalah kesenangan yang datang melalui indra pendengaran atau penglihatan". Keindahan dalam arti itu disebut kesenangan yang bermanfaat (benefical pleasure), yaitu apa yang baik.
10. Sejarah Filsafat
- Sejarah filsafat Yunani dan Romawi kuno (history of Ancient Greek and Roman philosophy)
- Sejarah filsafat abad Pertengahan (history of Medieval Philosophy)
- Sejarah filsafat modern (history of Modern Philosophy)
- Sejarah filsafat masa kini (history of contemporary philosophy)
Demikianlah pembahasan mengenai Cabang-cabang Ilmu Filsafat dan Contohnya yang Pokok / Utama dan Contohnya, semoga artikel ini dapat membantu dan bermanfaat. Terima kasih.
Referensi: Bertens, K. dkk (2018). Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Kanisius